10 Hal yang Pasti Kamu Rasakan Sebagai Suporter Setia Bulutangkis Indonesia



 
Bulutangkis merupakan salah satu olahraga nasional yang popularitasnya tinggi di Indonesia dan mungkin cuma kalah oleh sepakbola. Dan lewat bulutangkis jugalah, nama Indonesia berhasil menggaung di dunia olahraga internasional. Soal atlet bulutangkisnyapun, Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki atlet bulutangkis tersohor.

Karena itulah Indonesia terkenal memiliki basis penggemar bulutangkis yang fanatik dan berjumlah banyak. Tak heran bila penggemar bulutangkis mudah ditemui di seluruh Indonesia, dari ibukota sampai desa-desa kecil. Nah, jika kamu adalah salah satu dari mereka, maka hal-hal ini mungkin kamu rasakan.

1. Kamu mulai menggemari bulutangkis lewat siaran pertandingan yang kamu saksikan bersama keluarga.

Ketika kamu masih kecil, kamu sering menemani ayah, ibu atau eyangmu nonton pertandingan Susi Susanti, Rexy Mainaky atau Taufik Hidayat di televisi. Kamu mulai tertarik karena permainan tepok bulu ini berlangsung seru dan mendebarkan. Apalagi kalo suasananya semarak gara-gara ayah atau ibumu ikut teriak setiap pemain Indonesia berhasil atau gagal melakukan smash.
Kamu mungkin mulai banyak bertanya kepada mereka tentang aturan pertandingan bulutangkis dan bagaimana cara si pemain meraih poin untuk memenangkan pertandingan. Dari situlah cerita cinta pertamamu pada bulutangkis berawal.

2. Kamu sangat bangga dengan bulutangkis karena prestasinya yang selalu mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Indonesia adalah salah satu powerhouse bulutangkis dunia. Di negeri ini lahir dan berkembang banyak atlet-atlet bulutangkis berbakat yang berprestasi memukau. Kamu kagum dengan sosok Liliyana Natsir atau Hendra Setiawan yang setiap tahun selalu berhasil meraih gelar juara bergengsi di tingkat Asia maupun internasional.
Dibandingkan cabang olahraga lainnya, bulutangkis memang lebih sering membuat nama Indonesia dikenal di dunia olahraga internasional secara positif. Kamu pun semakin cinta nonton bulutangkis deh!!

3. Kamu ngefans dengan pebulutangkis Indonesia karena memiliki keunikan dan kelebihannya masing-masing.

Selain karena prestasi, penggemar bulutangkis Indonesia juga mengidolakan para pendekar raket karena hal-hal lainnya. Kamu mungkin betah nonton bulutangkis karena sembari memandangi kecantikan Bellaetrix Manuputty dan wajah tampan Mohammad Ahsan.
Atau kamu lebih ketagihan dengan ketegangan pertandingan bulutangkis ketika Greysia Polii dan Nitya Maheswari menunjukkan skill menawannya dalam adu rally melawan ganda putri Jepang. Mungkin juga kamu masih belum bisa move on dari gaya tomboy Vita Marissa yang bermain dengan stamina kuat bahkan melebihi para atlet laki-laki? Meskipun sekarang sudah pensiun. Alasan memang boleh beda tapi level fanatisme tetap sama tinggi.

4. Menyaksikan pertandingan secara langsung di Istora Senayan adalah hal yang selalu kamu tunggu-tunggu.

Istora Senayan ibarat sebuah kuil bagi para penggemar bulutangkis Indonesia. Ada sejarah panjang perbulutangkisan Indonesia yang membuat gelanggang ini menjadi sakral. Setiap tahunnya, ajang Indonesia Open Superseries Premier digelar disini dan menyajikan pertarungan dahsyat para pemain Merah-Putih melawan jagoan bulutangkis papan atas dari negara-negara lain.
Kamu pun selalu berusaha untuk bisa nonton langsung pertandingannya, seberapapun harga tiket dan segimanapun panjang antrian masuknya. Selain itu atmosfer pertandingan yang diciptakan oleh para penonton secara bersama-sama lewat yel-yel atraktif dan pong bong stick pun membuatmu selalu menunggu-nunggu untuk datang kembali.

5. Sampai-sampai kamu penasaran ingin datang ke Pelatnas Cipayung dan melihat bagaimana keseharian para pemain bulutangkis dalam berlatih keras mempersiapkan kompetisi.

Para pebulutangkis nasional yang terpilih bergabung dalam pelatihan nasional (pelatnas) PBSI sehari-hari tinggal dan berlatih di Pelatnas Cipayung. Kamu pasti menyimpan rasa penasaran ingin tahu seberapa berat latihan yang mereka lalui setiap harinya di kompleks yang terletak di Jakarta Timur ini.
Kamu mungkin juga ingin tahu apa saja yang mereka lakukan di waktu luang ketika tidak sedang berlatih. Kalo kamu dikasih kesempatan untuk tinggal satu hari saja di Pelatnas Cipayung untuk mengobservasi kegiatan disana, pasti kamu tidak akan berpikir dua kali untuk bilang IYA!!

6. Kamu prihatin karena tayangan pertandingan bulutangkis di TV nasional semakin menghilang.

Tak selamanya kamu punya waktu luang untuk datang nonton ke stadion. Demikian juga bila kamu tinggal di kota atau desa yang jauh dari lokasi pertandingan. Harapanmu untuk tak ketinggalan menyaksikan laga bulutangkis dan mendukung pemain Indonesia adalah melalui tayangan langsung di televisi. Namun disinilah letak kesedihanmu dan para penggemar bulutangkis Indonesia lainnya akhir-akhir ini.
Tayangan pertandingan bulutangkis mulai menghilang di TV nasional dalam beberapa tahun terakhir. Bila ingin tetap menikmati tayangannya, maka kamu harus merogoh kocek lebih dalam untuk berlangganan TV berbayar. Keprihatinan ini sampai sempat jadi ramai di media sosial dengan tagar #RIPTVNasional beberapa tahun yang lalu karena ajang Piala Sudirman 2015 terancam tidak tayang di TV nasional manapun.
Banyak yang berspekulasi bahwa harga hak siar yang mahal membuat perusahaan TV tak sanggup membelinya, walaupun hal ini masih belum dikonfirmasi. Namun tentu seharusnya alasan tidak diliriknya bulutangkis bukan karena rating yang rendah karena pecinta bulutangkis yang setia di Indonesia sangatlah banyak.
Bagaimanapun tentu kamu sangat mengharapkan TV nasional bisa menayangkan olahraga yang membawa kebanggaan bagi bangsa, mengobarkan semangat nasionalisme dan bahkan telah menjadi identitas bangsa ini, bukan?

7. Keterpurukan sektor tunggal putri Indonesia membuatmu sangat prihatin, dan berharap akan segera lahir kembali srikandi bulutangkis andalan Indonesia.

Sejak berakhirnya era kegemilangan Susi Susanti dan berpindahnya si atlet muda berbakat bernama Mia Audina ke Belanda pasca menikah, sektor tunggal putri Indonesia bisa dibilang cenderung memiliki prestasi yang angin-anginan. Dibandingkan empat sektor lainnya, tunggal putri belum menghasilkan prestasi yang konsisten dan bahkan sering disebut sebagai titik terlemah dalam bulutangkis Indonesia.
Kamu sempat banyak berharap pada Maria Kristin yang meraih medali perunggu di Olimpiade 2008 dan Adriyanti Firdasari atau Lindaweni Fanetri yang punya bakat bermain bulutangkis di atas rata-rata. Namun harapanmu terpaksa pupus setelah Maria harus pensiun dini karena cedera lutut. Sementara itu para pebulutangkis putri lainnya menghadapi masalah yang tak kunjung usai pada mental bertanding dan kekuatan fisik.
Keprihatinanmu yang sudah berlangsung lebih dari satu dekade ini pun terus berlanjut. Jangankan gelar juara dunia, gelar juara di turnamen superseries pun tak pernah kamu lihat disabet oleh pemain tunggal putri Merah-Putih.

8. Panceklik kejuaraan yang berkepanjangan membuatmu rindu dengan tradisi emas bulutangkis Indonesia di Olimpiade.

Kamu pasti patah hati bagai diputuskan pacar ketika Indonesia untuk pertama kalinya gagal meraih medali di ajang Olimpiade di tahun 2012 lalu. Boro-boro medali emas, bahkan medali perunggu pun gagal direbut. Ini menjadi prestasi terburuk Indonesia yang sebelumnya selalu sukses meraih setidaknya satu medali emas Olimpiade sejak pertamakali ajang ini dipertandingkan pada Olimpiade 1992.
Tahun depan Olimpiade akan kembali digelar dan bertempat di Rio de Janeiro, Brasil. Kamu pasti sangat rindu ingin kembali melihat pahlawan bulutangkis kita berdiri gagah di podium tertinggi dengan kalungan medali emas dan diiringi kibaran bendera Merah Putih serta kumandang lagu Indonesia Raya. Ayo Indonesia Bisa!!!

9. Kamu juga sudah kangen berat ingin melihat Piala Thomas, Piala Uber dan Piala Sudirman direbut kembali oleh Tim Indonesia.

Kamu mungkin hampir tidak percaya bahwa Indonesia terakhir kali memenangkan Piala Thomas yang merupakan trofi kejuaraan beregu putra dunia pada tahun 2002. Bagaimana dengan trofi kejuaraan beregu putri, Piala Uber? Indonesia terakhir memeluknya pada tahun 1996. Penantian lebih panjang telah kamu lakukan untuk Piala Sudirman. Trofi kejuaraan beregu campuran ini terakhir dimenangi Indonesia dua puluh enam tahun yang lalu yaitu pada tahun 1989.
Kamu pun sudah tak tahan ingin melihat piala-piala itu kembali diangkat oleh skuad dari pelatnas Cipayung dan diarak keliling ibukota seperti pada tahun 2002 lalu. Kekangenan yang sangat menggalaukan hati ini harus segera disudahi.

10. Tapi kamu tidak akan pernah putus asa mendukung para pebulutangkis Indonesia untuk meraih kembali supremasi dunia!

Dengan segala kebahagiaan dan keprihatinan yang ada, menjadi penggemar bulutangkis Indonesia bukanlah hal yang bisa dianggap enteng. Sangat wajar bila kamu menangis pilu ketika pebulutangkis Indonesia harus kalah dengan skor tipis dari lawannya di partai final.
Kamu bisa sedih hingga beberapa waktu dan teringat terus akan momen kekalahan itu. Namun di waktu lain, kamu juga tak bisa menahan diri untuk tidak lompat-lompat kegirangan ketika idola bulutangkismu berhasil mengalahkan lawan sengit dari Tiongkok, Korea atau Denmark.
Bagaimanapun, kamu akan selalu mengikuti pertandingan bulutangkis dan mendukung pebulutangkis Indonesia untuk terus meningkatkan prestasinya. Jayalah Terus Bulutangkis Indonesia!
Share on Google Plus

About bola

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment